BIKINKARYA.COM – Asesmen diagnostik merupakan metode untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran. Indikator utama keberhasilan proses pembelajaran yaitu perubahan perilaku maupun pemahaman dari pebelajar (baca: siswa).
Sayangnya, untuk menghasilkan luaran pembelajaran yang maksimal bukanlah hal mudah. Mengingat karakter setiap siswa selalu mempunyai keunikan, kelebihan, dan kekurang yang tidak sama antara satu dan lainnya. Untuk itu, penting bagi seorang guru memiliki pendekatan dan memahami tentang kelebihan dan kekurangan setiap siswa.
Identifikasi karakter masing-masing siswa bertujuan untuk memudahkan guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Tahapan hal yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut yaitu melalui penggunaan instrumet penilaian diagnostik.
Apa itu asesmen diagnostik? Yuk simak penjelasannya melalui informasi di bawah ini!
Pengertian Asesmen Diagnostik
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, bapak Nadiem Makarim menjelaskan bahwa asesmen diagnostik merupakan perangkat penilaian yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan pebelajar sehingga proses pembelajaran mampu sesuai dengan karakteristik siswa. Kegiatan asesmen ini sangat penting dilakukan untuk monitoring setiap perubahan atau perkembangan siswa. Demikian, guru mampu memberikan penilaian secara objektif dan memperbaiki bahkan menyempurnakan instrumen pembelajaran yang berguna dan tepat sasaran untuk mendukung kegiatan belajar siswa.
Manfaat Asesmen Diagnostik
- Proses pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kompetensi siswa.
- Mendorong siswa aktif dalam setiap proses kegiatan pembelajaran.
- Peningkatan komptensi yang dimiliki siswa.
- Memudahkan guru menyusun rancangan pembelajaran sesuai karakteristik siswa.
- Guru mendapatkan feedback dari siswa setiap pembelajaran.
Jenis-jenis Asesmen Diagnostik
1. Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen diagnostik kognitif merupakan asesmen pada awal dan akhir pembelajaran guna mengukur pemahaman siswa terhadap materi. Umumnya dilaksanakan secara rutin saat memulai dan mengakiri pembelajaran (Baca: asesmen formatif). Selain itu juga bisa dilaksanakan pada pertengahan atau akhir semester (Baca: asesmen sumatif).
2. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Asesmen diagnostik non-kognitif merupakan penilaian untuk mengetahui keadaan psikologi, emosional, dan sosial siswa. Penilaian ini lebih menekankan pada penilaian kondisi personal seorang siswa. Bagaimanapun, kondisi personal merupakan faktor penting penunjang pencapaian seorang siswa.
Tujuan Asesmen Diagnostik
Sesuai dengan jenisnya, tujuan asesmen diagnostik juga dibagi berdasarkan jenisnya.
1. Tujuan Asesmen Diagnostik Kognitif
- Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa.
- Merancang pembelajaran sesuai dengan kompetensi rata-rata yang dimiliki siswa.
- Membentuk kelas remedial yang mampu mengakomodir siswa yang memiliki capaian di bawah rata-rata.
2. Tujuan Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
- Memahami tingkat kesejahteraan psikologi, emosi, dan sosial siswa.
- Mengetahui aktivitas siswa saat sedang belajar di rumah.
- Memahami kondisi keadaan keluarga siswa.
- Memahami latar belakang pergaulan siswa.
- Mengidentifikasi karakter, minat, dan gaya belajar siswa.
Itulah Artikel Pengertian dan Tujuan Asesmen Diagnostik pembahasan terkait asesmen diagnostik. Semoga bisa bermanfaat bagi bapak/ibu guru yang sedang ingin melaksanakan proses asesmen atau penilaian.
Kunjungi bikinkarya.com untuk informasi lebih lengkap sekarang juga!